loading


Lihat Inovasi Lain

Daycare Rumah Pelita (Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor Bagi Baduta dan Balita)

DINAS KESEHATAN

Rancang Bangun Inovasi Daycare Rumah Pelita (Rumah Penanganan Stunting Lintas Sektor Bagi Baduta dan Balita) Dasar Hukum dari kegiatan ini antara lain sebagai berikut: Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tetang Pemerintahan Daerah Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 34 Tahun 2019 tentang Percepatan Pencegahan Stunting di Provinsi Jawa Tengah Peraturan Walikota Semarang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Percepatan Penurunan Stunting di Kota Semarang Peraturan Walikota Semarang Nomor 45 Tahun 2023 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Semarang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Percepatan Penurunan Stunting di Kota Semarang SK Walikota Semarang Nomor 050/4648/2022 tentang Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting SK Walikota Semarang Nomor 050/559/2023 tentang Penetapan Kelurahan Lokasi Prioritas Intervensi Penurunan Stunting Tahun 2024 2. Permasalahan Stunting atau sering disebut pendek adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia dua tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi (-2SD) anak seusianya. Stunting dan kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK tidak hanya menyebabkan hambatan pertumbuhan fisik dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, tetapi juga mengancam perkembangan kognitif yang akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa dewasanya. Kerugian ekonomi akibat stunting pada angkatan kerja di Indonesia saat ini diperkirakan mencapai 10,5% dari produk domestik bruto (PDB), atau setara dengan Rp 386 triliun. Indonesia telah menetapkan target penurunan stunting menjadi 14% di tahun 2024. Di Kota Semarang, hasil SSGI tahun 2021 mencatat sebanyak 21,3% anak berusia di bawah lima tahun (balita) mengalami stunting, pada tahun 2022 mengalami penurunan menjadi 10,4%. Sedangkan hasil penimbangan serentak pada bulan Agustus tahun 2021 Kota Semarang dari e-PPGBM sebesar 3,10% dan tahun 2022 sebesar 1,55%. Mengacu pada “The Conceptual Framework of the Determinants of Child Undernutrition”, “The Underlying Drivers of Malnutrition”, dan “Faktor Penyebab Masalah Gizi Konteks Indonesia” penyebab langsung masalah gizi pada anak termasuk stunting adalah rendahnya asupan gizi dan status kesehatan. Penurunan stunting menitikberatkan pada penanganan penyebab masalah gizi, yaitu faktor yang berhubungan dengan ketahanan pangan khususnya akses terhadap pangan bergizi (makanan), lingkungan sosial yang terkait dengan praktik pemberian makanan bayi dan anak (pengasuhan), akses terhadap pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan pengobatan (kesehatan), serta kesehatan lingkungan yang meliputi tersedianya sarana air bersih dan sanitasi (lingkungan). Untuk itu Pemerintah Kota Semarang menginisiasi program inovasi penurunan stunting yang berfokus pada perbaikan pola asuh, pemberian makanan tambahan dan pemenuhan asupan gizi, serta pendekatan akses terhadap pelayanan kesehatan dalam bentuk Daycare Rumah Pelita. Melalui inovasi ini diharapkan dapat menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran orangtua mengenai pentingnya pola asuh yang optimal dalam mencegah stunting.   3. Isu Strategis Kinerja perbaikan gizi masyarakat dan pengentasan stunting menjadi salah satu prioritas nasional pada saat ini. Salah satunya berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainables Development Goals / SDGs). Pengentasan stunting menjadi tujuan global dalam pelaksanaan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan yang dituangkan dalam Tujuan II yaitu : “Menghilangkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.”   Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Kota Semarang berkomitmen dalam melakukan upaya percepatan penurunan stunting salah satunya melalui inovasi Daycare Rumah Pelita. Selain menjamin pemenuhan asupan gizi yang adekuat, Daycare Rumah Pelita juga memfasilitasi perbaikan pengasuhan pada balita stunting serta stimulasi rutin untuk menunjang peningkatan kemampuan kognitif balita stunting.   Hal lain yang perlu diperhatikan juga dalam mendukung kualitas pelayanan, pada saat ini kemajuan teknologi informasi sudah sangat pesat. Akses internet dapat dilakukan kapan saja, kelebihan internet saat ini juga harus dapat dimanfaatkan untuk mendukung data dan informasi stunting di Kota Semarang. Untuk itu, Daycare Rumah Pelita terintegrasi dengan sistem informasi Sayang-Anak sebagai website penyedia data stunting dan pemantauan harian balita yang diintervensi di Daycare Rumah Pelita. Sistem itu juga terintegrasi dengan website stunting.semarangkota.go.id milik Pemerintah Kota Semarang yang digunakan bersama seluruh OPD dalam penanganan stunting di Kota Semarang.   4. Metode Pembaharuan Kondisi sebelum adanya inovasi ini intervensi penanganan stunting di Kota Semarang masih berfokus pada pemberian makanan tambahan, sedangkan berdasarkan analisis dari diagnostic reading balita stunting, faktor pola asuh keluarga menjadi salah satu penyebab terbesar dari masalah stunting di Kota Semarang. Kondisi setelah adanya inovasi ini Intervensi penanganan stunting di Kota Semarang telah berfokus secara komprehensif, melibatkan semua stakeholder dalam memperbaiki tidak hanya pada aspek pemenuhan asupan gizi namun juga aspek pengasuhan. Inovasi juga telah didukung sistem informasi digital melalui website Sayang-Anak.   5. Keunggulan dan kebaharuan Inovasi penanganan stunting pertama di Indonesia yang berbentuk Daycare dengan tujuan memenuhi kebutuhan gizi dan asupan makan anak, memfasilitasi perbaikan pola asuh, dan mendekatkan akses layanan ke masyarakat. Terdapat system informasi pendukung berupa website Sayang-Anak sebagai penyedia informasi stunting di Kota Semarang dan pemantauan terhadap intervensi yang telah diberikan melalui Daycare Rumah Pelita Adanya kolaborasi dan peran lintas sektor dalam penanganan stunting melalui Daycare Rumah Pelita dan terintegrasi dengan website stunting.semarangkota.go.id milik Pemerintah Kota Semarang   6. Tahapan Inovasi atau Penggunaan Produk Rapat Koordinasi pembentukan inovasi Daycare Rumah Pelita yang dipimpin langsung oleh ibu Walikota Semarang dihadiri oleh kepala OPD-OPD di Kota Semarang; Penetapan lokasi strategis pembangunan Daycare Rumah Pelita berdasarkan sebaran kasus stunting; Penentuan sasaran dan sosialisasi program Daycare Rumah Pelita kepada masyarakat; Pelaksanaan program Daycare Rumah Pelita yang dibuka setiap hari Senin – Jumat, mulai pukul 08.00 sampai 16.00 dimana balita stunting diberikan makan utama, kudapan, dan susu yang telah memenuhi kebutuhan kalori harian berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) untuk anak usia 1-3 tahun (1400 kkal), pemberian stimulasi dan kegiatan belajar dan bermain oleh pengasuh, pemantauan kesehatan berkala oleh tenaga kesehatan puskesmas, serta parenting class bagi orang tua balita; Dinas Kesehatan melakukan monitoring dan evaluasi setiap minggunya melalui website Sayang-Anak dan pengisian raport manual, dan hasilnya dilaporkan kepada Kepala Dinas; Balita yang telah lulus Daycare Rumah Pelita akan dilakukan pemantauan setiap bulan selama 3 bulan untuk melihat apakah orangtua balita telah menerapkan pola asuh yang diajarkan di Daycare Rumah Pelita.

Daycare Rumah Pelita merupakan layanan yang dapat digunakan secara gratis bagi balita stunting melalui perbaikan pengasuhan dan pemberian tambahan makanan dengan konsep tempat penitipan anak (daycare). Tujuan Daycare Rumah Pelita diantaranya: Memberikan makanan tambahan yang mampu memenuhi kebutuhan gizi harian anak sesuai dengan angka kecukupan gizi (AKG) bagi balita (+- 1400 kkal) yang dibagi kedalam 2 kali makanan utama, 1 kali selingan, dan 2 kali pemberian susu Mengoptimalkan tumbuh kembang anak melalui kegiatan stimulasi, belajar, dan bermain yang dilakukan oleh pengasuh yang bersertifikat (minimal pendidikan D3 PAUD) Membantu orang tua dalam melaksanakan peran pengasuhan, pendidikan, perawatan dan perlindungan selama orang tua bekerja/ditinggal serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dalam pemberian pola asuh melalui pelaksanaan parenting class Mendekatkan akses pelayanan kesehatan ke masyarakat dengan membangun Daycare Rumah Pelita pada wilayah dengan kasus stunting yang tinggi (saat ini terdapat 10 Daycare Rumah Pelita) Sebagai aksi nyata kolaborasi lintas sektor dalam upaya penurunan stunting di Kota Semarang

Manfaat Inovasi Daycare Rumah Pelita Mewujudkan kualitas fisik anak usia dini melalui pemeliharaan kesehatan, peningkatan mutu gizi, olahraga yang teratur dan terukur Memberikan dukungan kepada anak untuk dapat belajar melalui sarana permainan yang menarik dan merangsang imajinasi dan kreativitas Menjamin pemenuhan kebutuhan anak untuk mendapatkan perlindungan dari pengaruh yang dapat merugikan pertumbuhan dan perkembangan anak Membentuk perilaku, kualitas kepribadian dan jati diri anak melalui pembiasan yang dilakukan secara konsisten

Melalui inovasi Daycare Rumah Pelita, terdapat total 280 balita stunting penerima manfaat kegiatan Daycare Rumah Pelita yang tersebar di 10 lokasi. Dari 280 balita tersebut, terdapat 69 balita yang telah lulus per bulan Mei 2024 dengan keberhasilan mencapai 25%.