loading


Lihat Inovasi Lain

SIMONA CANTIK (Sistem Monitoring dan Pencatatan Penggantian Alat secara Periodik )

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH K.R.M.T WONGSONEGORO

Ruang Intensif merupakan ruang khusus yang disediakan rumah sakit untuk merawat pasien dengan kondisi yang membutuhkan pengawasan ketat. Ruangan ini dilengkapi dengan peralatan medis khusus yang digunakan untuk menunjang proses pengobatan dan pemulihan pasien. Pemantauan kondisi pasien dengan media pemantauan, sangat penting untuk dilakukan karena akan berdampak pada mutu dan keselamatan pasien serta kejadian yang tidak diinginkan di Rumah Sakit dapat menimbulkan trauma bagi pasien maupun keluarga, oleh karena itu, rumah sakit harus meningkatkan mutu pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan dengan menerapkan caring dan mengutamakan keselamatan pasien. Hal tersebut bisa dicegah dengan adanya deteksi dini dan respon yang cepat ketika pasien menunjukkan penurunan kondisi, baik secara klinis maupun fisiologisSelama perawatan di Rumah Sakit, pemakaian peralatan pada perawatan pasien di ruang intensive khususnya dalam jangka waktu yang lama serta program pergantian peralatan perawatan pasien masih menjadi faktor utama yang dijadikan perhatian. Pemakaian, perawatan dan pergantian peralatan yang dipasang di pasien selama perawatan, akan membuka jalan masuknya kuman sehingga dapat menimbulkan resiko infeksi yang tinggi.

Keselamatan menjadi isu global dan terangkum dalam lima isu penting yang terkait di rumah sakit yaitu keselamatan pasien dan resiko infeksi yang terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan. Gerakan (Patient Safety) keselamatan pasien telah menjadi spirit dalam pelayanan rumah sakit seluruh dunia tidak hanya rumah sakit di negara maju yang menerapkan keselamatan pasien untuk menjamin mutu pelayanan.

Penggunaan alat oleh pasien sering kali menjadi hal yang rumit saat Standar Operasional Prosedur (SOP) tidak tepat dilakukan, disamping tolls/ perangkat yang belum siap, dalam upaya pencegahan resiko infeksi tinggi maka diperlukan suatu metode cara yang dapat diterapkan di pelayanan Kesehatan untuk mencegah terjadinya HAIs bundles (Healthcare- Associated Infections/HAIs) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI no 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Pendokumentasian peralatan yang digunakan oleh pasien diharapkan mampu untuk menjawab seberapa lama alat tersebut digunakan, sampai kapan dan kapan akan berakhir penggunaaannya. Karena semakin lama maka dapat meningkatkan angka infeksi nosokomial didalam ruangan. pengontrolan masa berlaku alat-alat yang ada di pasien, selama dirawat di ruang intensive dengan jumlah alat yang terpasang dipasien lebih dari satu, tingginya beban kerja perawat di ruang intensive sehingga dapat terjadi terlewatnya jadwal ganti alat-alat yang terpasang sehingga diperlukan upaya alternatif dalam memudahkan petugas kesehatan / perawat selama merawat paisen intensive dalam jangka waktu yang lama.

Beberapa permasalahan yang terjadi di ruang/unit NEONATOLOGI berupa tingginya angka infeksi di unit neonatologi ( 80% pasien dirawat dengan kasus infeksi pada tahun 2022), belum tercapainya mutu unit sesuai target (Angka capaian indikator mutu unit 80% target capaian 90% pada tahun 2022), masih banyak kasus overcost di unit perawatan neonatologi ( 50% pasien yang dirawat mengalami overcost pada tahun 2022), program ASI eksklusif belum optimal (30% yang dirawat terpaksa mendapatkan susu formula pada tahun 2022)
Bentuk kebaruan dari inovasi SI MONA CANTIK adalah suatu system monitoring dan pencatatan penggantian alat secara periodic. Inovasi SI MONA CANTIK diimplementasikan  melalui prosedur yang telah ditetapkan. Dalam pemberian asuhan keperawatan tersebut terdapat penggantian alat-alat medis dan didokumentasikan di CPPT. Alur untuk SI MONA CANTIK berupa Perlu adanya koordinasi tim untuk proses pelaksanaan SI MONA CANTIK, Mengisi form monitoring untuk penggantian alat-alat medis yang terpasang di pasien. Melakukan evaluasi dan monitoring. Implementasi SI MONA CANTIK dalam rangka peningkatan mutu perawatan pasien secara komprehensif dengan peningkatan integritas, loyalitas dan efektifitas kinerja pegawai di RSD KRMT Wongsonegoro kota semarang untuk mencapai indikator Mutu dan keselamatan pasien dengan target 90- 100% selama 3 bulan.”
Inovasi SI MONA CANTIK dibuktikan dengan adanya efisiensi dalam penggantian alat medis sehingga dapat termonitor dan mengurangi risiko terjadinya infeksi lebih berat. Inovasi SI MONA CANTIK sangat tepat digunakan untuk menjawab persoalan dan menjadi solusi dalam penggantian alat-alat medis yang terpasang di pasien. Terbukti dengan adanya efisiensi dalam penggantian alat-alat medis tersebut. Sumber daya yang mendukung berjalannya inovasi SI MONA CANTIK yaitu sumber daya manusia (perawat), metode dan peralatan berupa form SI MONA CANTIK serta digitalisasi terintegrasi SIMONA CANTIK dalam SIWONGSO


 

RSD K.R.M.T. Wongsonegoro memiliki Visi dan misi. VISI: Menjadi rumah sakit kepercayaan publik di Jawa Tengah dalam bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian sedangkan misi, yaitu mengembangkan secara kreatif dan inovatif dalam rangka peningkatan kinerja organisasi, menyelenggarakan pendidikan yang menunjang penelitian dalam pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai kebutuhan pasien dan keluarga secara profesional yang  berorientasi pada keselamatan pasien.
Keselamatan menjadi isu global dan terangkum dalam lima isu penting yang terkait di rumah sakit yaitu keselamatan pasien dan resiko infeksi yang terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan. Gerakan (Patient Safety) keselamatan pasien telah menjadi spirit dalam pelayanan rumah sakit seluruh dunia tidak hanya rumah sakit di negara maju yang menerapkan keselamatan pasien untuk menjamin mutu pelayanan.
Pemantauan kondisi pasien dengan media pemantauan sangat penting dilakukan, karena kejadian yang tidak diinginkan di Rumah Sakit dapat menimbulkan trauma bagi pasien maupun keluarga, oleh karena itu, rumah sakit harus meningkatkan mutu pelayanan untuk mencapai kepuasan pelanggan dengan menerapkan caring dan mengutamakan keselamatan pasien. Hal tersebut bisa dicegah dengan adanya deteksi dini dan respon yang cepat ketika pasien menunjukkan penurunan kondisi, baik secara klinis maupun fisiologis (Stafseth, 2016).
Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) Standar 5 Tentang Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dengan melakukan hand hygiene yang efektif dengan enam langkah cuci tangan yang baik dan benar. Infeksi dapat terjadi akibat kurangnya melakukan hand hygiene dan pemakaian alat-alat yang sering digunakan dalam waktu yang lama tersebut menegaskan bahwa Rumah Sakit melaksanakan upaya mengurangi risiko infeksi. Rumah sakit membuat program untuk mengurangi risiko infeksi dengan sistem monitoring yang efektif dapat mengurangi resiko tersebut.
Dalam pengembangan pelayanan di rumah sakit kiranya pendokumentasian menjadi sangat penting, apalagi dalam dunia yang sudah digital saat ini. Hal ini diperlukan karena aspek kebutuhan yang serba cepat, dan seketika, disamping juga aspek pengaruhnya lingkungan rumah sakit sendiri
Selama perawatan di Rumah Sakit, pemakaian peralatan perawatan pasien di ruang intensive khususnya dalam jangka waktu yang lama serta program pergantian peralatan perawatan pasien masih menjadi faktor utama yang dijadikan perhatian. Pemakaian, perawatan dan pergantian peralatan yang dipasang di pasien selama perawatan, akan membuka jalan masuknya kuman sehingga dapat menimbulkan resiko infeksi yang tinggi. Penggunaan alat oleh pasien sering kali menjadi hal yang rumit saat Standar Operasional Prosedur (SOP) tidak tepat dilakukan, disamping tolls/ perangkat yang belum siap, dalam upaya pencegahan resiko infeksi tinggi maka diperlukan suatu metode cara yang dapat diterapkan di pelayanan Kesehatan untuk mencegah terjadinya HAIs bundles (Healthcare- Associated Infections/HAIs) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI no 27 tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Pendokumentasian peralatan yang digunakan oleh pasien diharapkan mampu untuk menjawab seberapa lama alat tersebut digunakan, sampai kapan dan kapan akan berakhir penggunaaannya. Karena semakin lama maka dapat meningkatkan angka infeksi nosokomial didalam ruangan. pengontrolan masa berlaku alat-alat yang ada di pasien, selama dirawat di ruang intensive dengan jumlah alat yang terpasang dipasien lebih dari satu, tingginya beban kerja perawat di ruang intensive sehingga dapat terjadi terlewatnya jadwal ganti alat-alat yang terpasang sehingga diperlukan upaya alternatif dalam memudahkan petugas kesehatan / perawat selama merawat paisen intensive dalam jangka waktu yang lama.
Hal tersebut melatarbelakangi Kelompok Budaya Kerja (KBK) “PERAWAT SAHABATKU” RSD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang untuk menciptakan inovasi yang bertujuan untuk meningkatkan mutu dan keselamatan pasien, dalam hal ini KBK PERAWAT SAHABATKU menuangkannya dalam bentuk risalah dengan judul “Implementasi SI MONA CANTIK (Sistem Monitoring dan Pencatatan Penggantian Alat secara Periodik)” dalam rangka peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara komprehensif dengan peningkatan efektifitas kinerja pegawai di RSD K.R.M.T. Wongsonegoro Kota Semarang.
Inovasi ini bertujuan untuk melakukan efisiensi biaya, lebih memperhatikan dalam pencatatan selama monitoring penggantian alat medis di RSD KRMT Wongsonegoro Semarang sehingga tidak ada lagi alat medis yang terlewat dalam penggantiannya.
 

Manfaat Inovasi, 
Bagi Pasien : Dapat meningkatkan pemantauan terhadap kondisi pasien selama masa rawat sehingga mengurangi resiko trauma yang timbul
Bagi Tenaga Kesehatan : Dapat mempermudah perawat / bidan saat melakukan monitoring penggantian alat-alat medis yang terpasang pada pasien sehingga dapat mengimplementasikannya secara komprehensif
Bagi Rumah Sakit : Dapat meningkatkan pelayanan dalam hal ini proses monitoring alat medis terhadap pasien rawat inap secara periodik serta dapat meminimalkan cost dan memperpendek masa perawatan

No

Uraian

Sebelum

Sesudah

1.

Penggantian alat medis

Alkes Sering lupa atau bahkan tidak di ganti

Penggantian alkes lebih disiplin

2.

dokumentasi

Tidak di tulis / di dokumentasikan

Didokumentasikan di lembar flowsheet, form monitoring inovasi simona cantik, serta terintegrasi dengan SIWONGSO

3.

Pelabelan

Menggunakan label polos

Menggunakan label warna sesuai dengan hari penggantian alkes

4.

Efisiensi perawatan

sistem pencatatan masih manual

sistem pencatatan dan monitoring alat sudah terintegrasi dengan SIWONGSO (pengisian di CPPT)

5

Efisiensi keamanan

Risiko infeksi tinggi,

Risiko infeksi berkurang,

 

No

Masalah

Sebelum

Masalah

Sesudah

Frek

Frek kum

%

%

kum

Frek

Frek kum

%

%

kum

1

Belum ada label khusus untuk                    penandaan tanggal penggantian alat

 

 

70

 

 

36%

 

 

36%

 

 

36%

Belum ada label khusus untuk penandaan tanggal penggantian alat

 

 

0

 

 

0

 

 

0

 

 

0

2

Pasien ruang intensif membutuhkan biaya perawatan yang besar (high cost)

 

 

55

 

 

 

28%

 

 

 

63%

 

 

 

63%

Pasien ruang intensif membutuhkan biaya perawatan yang besar (high cost)

 

 

0

 

 

0

 

 

0

 

 

0

3

Pasien     ruang              intensi

relatif                membutuhkan perawatan yang lama

 

42

 

21%

 

85 %

 

85 %

Pasien ruang intensi

relatif membutuhkan perawatan yang lama

 

0

 

0

 

0

 

0

4

Ketelitian petugas yang kurang dalam pencatatan

30

15%

100%

100%

Ketelitian petugas yang kurang dalam pencatatan

0

0

0

0

 

JUMLAH

 

 

 

 

JUMLAH

 

 

 

 

Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan inovasi ini di harapkan tenaga medis lebih disiplin dalam penggantian alat medis dan memudahkan untuk memonitoring alat medis yang sudah waktunya diganti. Meminimalisir risiko infeksi dan kejadian sepsis pada pasien sehingga meminimalkan cost dan memperpendek waktu perawatan.